inilah rindu, terbesit saat aku duduk disamping tempat yang abadi dalam hidup.
melihat suasana yang riang para burung penunggu dunia disaat kita nanti terkubur.
sekujur tubuh ini merasakan saat kau sapa mereka yang tertidur di tanah merah.
mulai aku berjalan dari pintu, melihat sekitar dalam kesunyian
mencari dimana tujuanku yang sebenarnya. mataku mengarah pada satu petak tanah
aku teringat dan merubah masalalu menjadi sesuatu yang nyata ada dihadapanku.
dua langkah aku percepat karena rinduku semakin kuat
saat detik yang kurasa begitu semakin memdekatkanku pada rindu itu
aku berhenti.
sembari mengusap menyingkirkan dahan tua yang rapuh disekitarnya
membayangkan waktu sesungguhnya berjalan seperti kita melontar kata.
teringkat berapa kata keluar membuat nyaring orang mendengar.
apakah salah suara-suara kita membuat yang lain bersedih, muram bahkan murka
menunduk dibawah sinar hangat, lalu lantunkan doa sederhana.
terbalut rindu dan sejuk membasahi kelopak mata.
mencari dimana tetes airmata yang jatuh.
tanah merah ini tak berikan kesempatan untukku melihat kesedihan.
berlalu-lalu, inilah keagungan.
Dibelakangku dia tersenyum
Bocah kecil ini membagi perasaanku
datang dan bawakan senyum
bolehkah ku menyapa.
ku temukan dibukit senja
kumengerti arti sebuah rindu.
karena rindu adalah hidup
bukan sesuatu rangkaian apalagi kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar