Sabtu, 21 Agustus 2010

Lelaki yang lengkap

Kehabisan kata.

Kehabisan langkah.


Diam berpayung

Walau tidak ada hujan.


Ada yang tetap duduk

Walau entah kapan dia kembali ditemui.


Dia berayun menanti

Memamerkan sesekali senyuman.


Langkah-langkah berlompatan

Semakin dekat seharusnya semakin jelas.


Hilang asa tak seharusnya pula hilang rasa

Masih tersisa walau hanya disebut bekas.


Sudah berpaut-pautan

Jangan lagi ada raut seperti itu.


Ada yang menunggu ternyata.

Seperti biasa ingin melihat senyumnya.

Tidak ada komentar: